cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei dan September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait. ISSN: 1979-6560 (print) ISSN: 2527-8789 (online) Accreditation Number (LIPI): 688/AU3/P2MI-LIPI/07/2015
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021" : 5 Documents clear
PENGARUH PENAMBAHAN KATALIS TiO2 TERHADAP SIFAT KIMIA PERMUKAAN KOMPOSIT KARBON AKTIF UNTUK PENYERAPAN GAS SO2 Ika Monika; Datin Fatia Umar; Arie Hardian; Rina Astriana; Fahmi Sulistyohadi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1140

Abstract

Karbon aktif dan TiO2 mereduksi SO2 melalui proses adsorpsi dan fotokatalitik. Kedua senyawa ini memiliki efektivitas adsorpsi rendah. Untuk meningkatkan aktivitas adsorpsi dilakukan kombinasi teknik adsorben dan fotokatalitik sehingga adsorpsi dapat optimal. Kombinasi dilakukan dengan membuat komposit karbon aktif/TiO2. Batubara dan semi-kokas dicampur dengan perbandingan 7:3 kemudian TiO2 ditambahkan dengan konsentrasi 1, 3, 6, 9 dan 15%. Karbon aktif/ TiO2 dikarbonisasi pada suhu 600 °C selama 1 jam dan diaktivasi pada suhu 900 °C selama 1 dan 2 jam di bawah aliran gas nitrogen. Hasil analisis fourier-transform infrared (FTIR) spectroscopy menunjukkan intensitas serapan gugus fungsi C=O naik sebesar 49,5% pada karbon aktif/TiO2 6% selama 1 jam dan 33,2% pada karbon aktif/TiO2 3% selama 2 jam. Gugus fungsi basa C=O mereduksi gas SO2 yang bersifat asam. Hasil X-ray diffraction (XRD) ditemukan kristal TiO2 anatas dan rutil. Koeksistensi kristal anatas dan rutil lebih efektif daripada anatas dan rutil fase tunggal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karbon aktif/TiO2 meningkatkan aktivitas gugus fungsi permukaan karbon aktif dan membentuk kristal TiO2 anatas dan rutil secara bersama.
KAJIAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUBARA BERDASARKAN ANALISIS PETROGRAFI ORGANIK PADA FORMASI MUARA ENIM, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Amelia Puspa Monita; Noor Cahyo Dwi Aryanto; Yunus Ashari
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1160

Abstract

Karakteristik batubara merupakan salah satu aspek pertimbangan dalam mengembangkan suatu industri pertambangan batubara. Karakteristik batubara seperti peringkat, kualitas dan tipe dikontrol dan dipengaruhi oleh lingkungan tempat diendapkannya batubara tersebut. Dengan mengetahui lingkungan pengendapan batubara, secara tidak langsung dapat diperkirakan pula karakteristik batubara tersebut. Percontoh batubara yang diuji berasal dari lapisan batubara Formasi Muara Enim Cekungan Sumatera Selatan, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis petrografi organik untuk mengetahui komposisi maseral dan mineral penyusunnya serta metode analisis stratigrafi untuk mengetahui fasies batuan penyusun serta memperkuat pemikiran dalam penentuan lingkungan pengendapan batubara daerah penelitian. Interpretasi lingkungan pengendapan batubara dilakukan berdasarkan hubungan nilai tissue preservation index (TPI) dan gelification index (GI) dan hasil perbandingan model fasies yang didapat dengan model lingkungan pengendapan yang telah ada sebelumnya. Kandungan kelompok maseral huminit mendominasi batubara daerah penelitian (>50%) diikuti dengan kelompok maseral liptinit dan inertinit. Berdasarkan analisis petrografi organik batubara, daerah penelitian memiliki rentang nilai TPI 0,88-1,61 dan GI 6,98-37,33, sehingga menunjukkan bahwa batubara daerah penelitian terendapkan di lingkungan pengendapan transitional lower delta plain dengan sublingkungan pengendapannya berupa telmatic dan limno-telmatic pada rawa gambut wet forest swamp dan fen. Lingkungan ini terpengaruh oleh transgresi air laut. Pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan dibuktikan dengan rendahnya kandungan mineral pirit (0,20-1,80%). Berdasarkan posisi stratigrafinya, daerah penelitian terendapkan pada lingkungan rawa. Hal ini diketahui karena adanya kontak atas dan bawah yang memperlihatkan kandungan karbonan berangsur terdiri atas batubara menjadi batulempung karbonan kaya kandungan unsur organik berupa unsur karbon. Kandungan unsur karbon ini diperlihatkan dari warna litologi hitam. Dari kandungan unsur organik tersebut, pembentukan batubara berlangsung dalam kondisi tenang, sehingga ditafsirkan diendapkan pada lingkungan rawa delta.
PENGARUH SUHU PROSES HYDRO THERMAL DEWATERING TERHADAP KARAKTERISTIK COAL WATER MIXTURE Datin Fatia Umar; Liston Setiawan
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1170

Abstract

Batubara peringkat rendah umumnya mempunyai kadar air bawaan yang tinggi. Sebagai bahan baku pembuatan coal water mixture (CWM), batubara tersebut tidak cocok digunakan sebagai bahan baku karena akan menghasilkan CWM dengan kadar air yang tinggi, sehingga nilai kalor menjadi rendah. Untuk mengurangi kadar air, dilakukan proses hydro thermal dewatering (HTD). Dalam penelitian ini digunakan batubara peringkat rendah yang berasal dari daerah Bayung Lencir, Kab. Musi Banyuasin. Untuk mengetahui pengaruh suhu proses HTD terhadap karaktersitik CWM yang dihasilkan, maka proses HTD dilakukan pada suhu 270°C, 300°C dan 330°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air bawaan batubara turun dari 30,85% menjadi 5,95%, 4,46% dan 3,64% (adb) secara berurutan pada suhu proses 270°C, 300°C dan 330°C.  Nilai kalor batubara meningkat dari 4.555 kkal/kg (adb) menjadi 6.331  kkal/kg,  6.539 kkal/kg dan 6.845 kkal/kg (adb) masing-amsing pada suhu proses 270°C, 300°C dan 330°C. CWM yang dibuat dengan menggunakan batubara tanpa melalui proses HTD, kandungan batubara dalam CWM maksimal 43,33% berat. Setelah proses HTD pada suhu 270°C, kandungan CWM maksimal 57,07% berat, pada suhu 300°C 61,28% berat dan pada suhu 330°C 63,61%  berat dengan viskositas semu pada shear rate 1/100 detik yang hampir sama, yaitu antara 900-1.100 mPa.s.
PENAMBANGAN TIMAH DI INDONESIA: SEJARAH, MASA KINI, DAN PROSPEKSI Ronaldo Irzon
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1183

Abstract

Indonesia telah menjadi penghasil timah besar dunia sejak awal abad ke-20. Sumberdaya tersebut berasosiasi dengan Sabuk Timah Asia Tenggara yang membentang melalui Sumatra, kepulauan di timur Sumatra, dan bagian barat Kalimantan. Penambangan timah telah banyak menghasilkan devisa negara namun juga dapat merusak lingkungan jika tidak direncanakan dan dikelola dengan baik. Tulisan ini membahas penambangan logam timah di Indonesia pada masa lalu, keadaan terkini, dan peluangnya pada masa mendatang agar menjadi salah satu referensi untuk pembuatan kebijakan strategis bagi pemerintah maupun perusahaan penambangan timah. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu pengungkapan peristiwa penambangan timah dengan menjabarkan keadaannya berdasarkan fakta yang ada. Hindia Belanda termasuk ke dalam negara pencetus International Tin Agreement (ITA) hingga pembentukan International Tin Council (ITC) untuk menstabilkan harga timah. Namun demikian, kegagalan ITA ke-6, ledakan hutang ITC, dan penggunaan bahan substitusi diprediksi sebagai penyebab utama kemerosotan harga timah pada pertengahan 1980-an. PT Timah Tbk sebagai penggabungan tiga perusahaan timah bentukan Hindia Belanda dapat terus menjadi tiga besar perusahaan penambangan timah dunia selama satu dekade terakhir dengan strategi pengalihan konsentrasi eksploitasi dari darat ke laut dan proses daur ulang. Besaran pendapatan dari penambangan timah saat ini terutama dipengaruhi oleh jumlah produksi, harga pasar, nilai tukar dolar, dan hubungan bilateral Indonesia-Cina. Meskipun harga timah kembali jatuh akibat wabah Covid-19 sejak awal tahun 2020, logam ini diperkirakan masih mejadi komoditas penting pada masa mendatang dengan proyeksi harga yang semakin meningkat. Pengolahan mineral ikutan timah merupakan sumber pendapatan prospektif berikutnya selain juga untuk memperkecil dampak lingkungan akibat kegiatan pertambangan.
TINJAUAN TEKNOLOGI PROSES EKSTRAKSI BIJIH NIKEL LATERIT Fathan Bahfie; Azwar Manaf; Widi Astuti; Fajar Nurjaman; Ulin Herlina
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No3.2021.1156

Abstract

Bijih nikel laterit merupakan mineral yang mengandung senyawa oksida besi-nikel. Teknologi pengolahan nikel laterit secara umum ada 3 metode yaitu hidrometalurgi, pirometalurgi dan reduksi selektif. Hidrometalurgi merupakan metode yang menggunakan pelindian dan larutan seperti asam untuk mengekstraksi nikel laterit. Metode dengan pelindian asam yang bertekanan adalah metode yang paling optimal untuk mendapatkan nikel dengan grade dan recovery tertinggi. Akan tetapi metode ini memiliki dampak pencemaran lingkungan akibat hasil proses pelindian dan waktu yang lama. Metode yang kedua, yaitu pirometalurgi menggunakan temperatur tinggi sampai 1600°C sehingga membutuhkan banyak energi seperti proses blast furnace. Metode dengan rotary kiln-electric furnace merupakan metode optimal dalam pengembangan nikel laterit. Akan tetapi kekurangannya yaitu tanpa pemisahan pengotor, energi yang besar, serta masih ada permasalahan teknis seperti adanya material yang mengalami melt partial. Metode yang ketiga yaitu reduksi selektif merupakan proses pemisahan dengan menyeleksi terbentuknya besi oksida sehingga mendapatkan kadar nikel yang tinggi tanpa energi yang tinggi. Hal ini disebabkan adanya penambahan aditif untuk menghambat terbentuknya besi dan menurunkan temperatur reduksi. Metode ini sebagai alternatif pengolahan bijih nikel laterit jenis limonit dan saprolit menjadi konsentrat nikel dengan kadar nikel di atas 5 %.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18, No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17, No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16, No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15, No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14, No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14, No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13, No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12, No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11, No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9, No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9, No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8, No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7, No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7, No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7, No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6, No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6, No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6, No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5, No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5, No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5, No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5, No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 Vol 5, No 14 (2009) Vol 5, No 13 (2009) Vol 4, No 12 (2008) More Issue